Jebakan Sekuler pada Sekolah Kristen
Dr. Khoe Yao Tung, M.Sc.Ed, M.Ed
Pernah tahu tentang “Four C’s” yaitu empat keterampilan hasil
pembelajaran abad ke 21? Adalah NEA (National
Education Association) sebuah Asosiasi Pendidikan di Amerika yang menyatakan
empat keterampilan khusus yang paling penting bagi kehidupan seorang murid di
masa mendatang. Keempat C ("Four C
’s") tersebut adalah berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan
kreativitas. Mulanya NEA mengembangkan “Framework
for 21st Century Learning,” sebagai kerangka pembelajaran abad keduapuluh
satu pada tahun 2002. Kerangka tersebut merangkum delapan belas keterampilan
yang berbeda dan dilakukan dalam delapan tahun terakhir, mereka mengembangkan standar,
pengembangan profesional, dan penilaian belajar. Namun kerangka itu terlalu
panjang dan rumit. Untuk itu mereka menyatakan “Four C’s” sebagai hasil penting untuk pendidikan K-12.
Akhirnya tujuan dari hasil
belajar “Four C’s” banyak diadopsi
oleh banyak sekolah publik, tak terkecuali sekolah-sekolah Kristen. Sangat
disayangkan kalau sekolah Kristen hanya mengadopsi begitu saja tujuan
pembelajaran tersebut, tanpa kembali merefleksikannya dengan kebenaran Firman
Tuhan, paling tidak me”redeem”nya dalam kasih anugerah Tuhan. Suatu jebakan
sekuler! Sebenarnya apa hasil penting tujuan pembelajaran sekolah Kristen? Apakah
membuat orang berhasil, lebih efektif, lebih sukses, lebih pintar dan
seterusnya. Saya tertarik dengan jawaban Howard Hendrik, ia mengatakan “Secular education seeks to make better,
more effective, more successful, more intelligent people. The Christian
educator aspires to nothing less than transformation of a believer into the
image of Christ.”[1]
Jebakan sekuler pada pendidikan Kristen, dengan
isme-ismenya terus menanti kelengahan para penatalaya pendidikan dalam menerapkan
prinsip-prinsip kebenaran firman Tuhan, termasuk mempengaruhi tujuan pendidikan
Kristen. Jebakan, jerat, atau perangkap dalam bahasa Ibraninya adalah “skandalon”, yang berarti “batu
sandungan”, pengajaran sesat, penyimpangan tujuan karena menganut suatu prinsip
yang tidak sesuai dengan tujuan beserta prinsip semula, menyimpang dari
kebenaran Allah. Jebakan sekuler nampak ketika tujuan pendidikan menghasilkan
keberhasilan individu dengan sempurna, yaitu murid yang nantinya berhasil dalam
masyarakat, sukses secara karir, apalagi sukses secara finansial menjadi hal
yang terutama. Jebakan sekuler akan nampak ketika pendidikan mengusung
kompetisi siapa yang kuat dia yang berkuasa. Pencapaiannya seolah menguasai
dunia, padahal Firman Tuhan menyatakan dengan jelas. “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia
tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti
nyawanya?” (Mat. 16:26)
Bagi pendidikan Kristen, tujuan belajar
murid-murid dalam pengasuhan Kristen sangat jelas, yaitu mandat injili.
Tujuannya menjadi murid Kristus yaitu menerima Kristus sebagai satu-satunya
jalan keselamatan dan hidup. Bagi saya Christian
education adalah aplikasi panggilan iman. Aplikasi yang menyatakan
kebenaran bagi banyak orang, khususnya kepada murid-murid yang dipercayakan
Tuhan bagi kita. Alkitab menegaskan bahwa “Janganlah
kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi
dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada
di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan
hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang
lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap
hidup selama-lamanya” (1 Yoh. 2:15-18).
Jebakan sekuler dalam pendidikan Kristen, sering
berupa filsafat, prinsip, penelitian, quotation,
the way of life serta berbagi metodologi
pembelajaran dengan filsafatnya. Filsafat-filsafat yang menghidupi keseharian
masyarakat dalam berbagai aliran postmodernisme, behaviorisme, humanisme, dan
konstruktivisme dalam berbagai media elektronis terus menerus menggerus praksis
pendidikan Kristen. “iman” evolusi sangat erat kaitannya dengan dasar-dasar
psikologi sekuler dan penelitian pendidikan mewarnai pandangan pendidikan Kristen
dalam sekolah Kristen.
Pengaruh penelitian yang merupakan prinsip sekuler
antara lain penelitian tentang otak. Pada
tahun 1969 Paul MacLean mengajukan model otak triune yang merupakan cara
berpikir evolusi. Ia menyatakan
pandangan otak triune bahwa otak
terdiri dari dari tiga tahapan yang berasal dari proses evolusi. Dalam tahap
perkembangan, pada mulanya otak reptil (batang), lalu berkembang ke tahapan
otak mamalia (limbik) dan otak neokorteks. Menurut
teori MacLean, cerebellum dan batang otak terbentuk 500 juga tahun yang lalu.
Fungsi dari otak ini bertanggung jawab terhadap pertahan diri, pernafasan dan
detak jantung. Sistem limbik terbentuk 250 juta tahun yang lalu. Sistem
limbik adalah sistem yang mengatur perilaku atau motivasi, kondisi emosi, serta
pembentukan memori. limbik system berfungsi juga mengatur suhu tubuh, tekanan
darah, kadar gula darah, dan berbagai aktivitas pengaturan perawatan tubuh
kita.
Berbagai jebakan sekuler berupa prinsip-prinsip
kehidupan menjadi pendorong dalam kehidupan masyarakat. Berikut adalah
pendorong kehidupan berkaitan dengan cara hidup rohani dan cara hidup sekuler,
yang berada dalam keseharian hidup:
Life drive berkaitan dengan rohani
dan sekuler[2]
Dorongan hidup
|
Cara
Rohani sesuai Firman Tuhan
|
Cara Sekuler
|
Pemenuhan
spiritual.
|
Seseorang hanya dapat dipenuhi kepuasan
spiritualnya di dalam diri Yesus Kristus (Yoh. 14: 6). Kedewasaan rohani
hanya dapat dicapai jika hubungan pribadi seseorang dengan Kristus dalam
kasih, kepercayaan, dan ketaatan kepada-Nya
|
Semua
agama mengarah pada tujuan yang sama. Oleh karena itu, setiap orang harus
menemukan apa yang terbaik untuknya. Bagi beberapa orang kekristenan baik
tetapi tidak semua orang. Beberapa orang akan menemukan bahwa mereka sendiri
ilahi dan dapat menemukan makna dari dalam dirinya.
|
Marriage
and family
|
Allah menciptakan pernikahan sebagai hubungan
manusia yang paling penting (Kej 2). Idealnya untuk dapat menikah suatu
mutlak "Aku mencintaimu menjadi gambaran yang merupakan cerminan
realitas surgawi hubungan antara Yesus dan Gereja-Nya. Kristus akan berdaulat
dalam rumah jika rumah adalah semua Tuhan maksudkan.
|
Sesuatu yang mutlak baru dalam mengikuti
pernikahan adalah "Aku mencintaimu untuk saat ini!" Jika pernikahan
ini tidak berjalan dengan baik, dapat diakhiri dan dapat mencoba lagi. Terus
mencoba sampai kita dapat menemukan hubungan yang terbaik. Manusia dapat
mengukur keberhasilan di rumah dengan jenis rumah yang dimiliki, berapa
banyak mobil yang dimiliki, dan tempat tinggal lingkungan kita.
|
Mendidik
anak-anak
|
Anak-anak pekerjaan rumah tugas Allah kepada
orang tua. Tuhan mengharapkan setiap orang tua untuk mengikuti petunjuk
Alkitab tentang cara mendidik anak. Tujuan pendidikan sejati bagi setiap anak
yaitu mengenal Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat serta untuk melayani
Kristus dalam hidup dari perspektif Alkitab.
|
Pendidikan yang "baik" akan membuat anak-anak bahagia, mereka akan
menjadi warga negara yang produktif yang dengan menghargai keragaman,
toleransi (kehormatan) dan nilai setiap orang sebagai sama dengan apa yang
dimiliki mereka sendiri. Tujuan pendidikan adalah untuk menjdai masyarakat
yang sempurna, dan individu untuk mencapai kesuksesan finansial dalam hidup
ini.
|
Tujuan
dari pekerjaan
|
Tuhan menciptakan dan memberikan bakat unik dan
kemampuan masing-masing orang. Rencana Allah bagi setiap orang untuk
mengembangkan kemampuan mereka dan menerima panggilan Tuhan atas hidupnya.
Mereka menggunakan bakat dan kerja kerasnya untuk "menaklukkan
dunia" dengan menjadi berkat dan membawa kemuliaan kepada-Nya.
|
Kita dapat apapun sesuai dengan yang anda
inginkan jika hanya bekerja cukup keras. Untuk menjadi sukses dalam
pekerjaan, kita harus menaiki tangga perusahaan. Jika kita tidak merasa puas,
kita dapat menempatkan lebih banyak waktu dan energi untuk karir kita. Kita
mempunyai hak untuk setia kepada diri sendiri, dan menjadi bos atas diri
sendiri adalah nilai yang harus diyakini agar menjadi sukses.
|
Tentang
dunia
|
Allah
menciptakan manusia sebagai makhluk hidup yang juga makhluk sosial yang
membutuhkan persekutuan dengan orang lain dalam keseharian hidup. Setelah
menyadari bahwa, sebagai seorang Kristen, ia adalah orang asing di dunia ini
karena ia adalah warga negara surgawi, utusan Tuhan. Ia juga memiliki
tanggung jawab untuk mencintai dunia ini orang-orang seperti yang Tuhan
lakukan.
|
Setiap
orang diciptakan sama dan termasuk keyakinan dan nilai-nilai yang dianutnya.
Oleh karena itu, setiap orang harus toleran dan menerima dengan sama setiap
orang lain dan nilai-nilainya. Penerimaan keanekaragaman budaya adalah solusi
mengatasi perselisihan dalam masyarakat. Harus ada "kesetaraan"
dalam lingkungan ekonomi dan faktor sosial bagi semua orang. Hal ini
dimungkinkan jika hal ini terjadi bahwa semua orang akan hidup bersama dalam
harmoni sosial.
|
Guru dan mendidik
anak-anak
Jebakan sekuler menyusup pelan tetapi pasti,
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, tidak terkecuali kehidupan orang Kristen
dan kehidupan mendidik anak-anak Kristen. Sirkulasi sekuler dalam pendidikan
Kristen seharusnya dapat diantisipasi bila sekolah Kristen memiliki guru-guru
yang terpanggil dalam mewujudkan kasih Tuhan di dalam kelas. Ketika mandat
injili diberitakan dalam kelas di saat itulah Firman Tuhan menjadi penyaring
dari segala tipu muslihat yang menyimpangkan tujuan Pendidikan Kristen.
Panggilan iman para pendidikan adalah perwujudan dari The
Truly Christian School. Panggilan
iman guru Kristen bukanlah panggilan guru yang hanya beragama Kristen tetapi
guru yang telah lahir baru, dalam rencana Tuhan. Ia bukanlah sekedar guru yang
mencari penghidupan dari profesi mendidiknya tetapi guru yang terpanggil dalam
pelayanan pendidikan Kristen. Guru Kristen yang telah lahir baru, guru Kristen
yang memberitakan kebenaran firman Tuhan adalah syarat mutlak keberadaan
sekolah Kristen.
Pendidik Kristen merupakan penyangga terhadap
jebakan sekuler, guru Kristen adalah mereka yang terus menerus menggali
prinsip-prinsip kebenaran Alkitab dalam tugas pelayanan pendidikan Kristen. Mereka
membandingkan prinsip-prinsip sekuler dan kekristenan dalam mengelola
pendidikan Kristen. Peran menggunakan prinsip pendidikan Kristen dalam proses
pembelajaran tidak hanya dilakukan oleh pemimpin sekolah tetapi setiap penatalayan
pendidikan Kristen. Penggalian Firman Tuhan dalam implementasi pendidikan
Kristen tidak hanya dilakukan oleh kepala sekolah, guru, tetapi seseorang yang
berada dalam lingkungan sekolah, saya menyebutnya sebagai seorang pendidik.
Pendidikan Kristen haruslah pendidikan yang berkualitas
secara akademis, sekolah Kristen haruslah memiliki guru-guru Kristen terus
menerus belajar dalam memperbaiki kualitas pembelajarannya, dalam panggilan
misi penginjilan. Mereka belajar dengan terus berpegang teguh pada iman untuk
berada dalam panggilan Tuhan pada pendidikan Kristen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar