Jumat, 18 Desember 2015

World Class Christian School?



World Class Christian School?
 Dr. Khoe Yao Tung, MSc.Ed., M.Ed

Universitas kelas dunia? barangkali istilah ini sering kita dengar, namun sekolah “berstandar” kelas dunia tidak banyak kita dengar. Mengapa? Pertama, karena indikator, atribut dan kriteria kelas dunia tidaklah mudah untuk ditentukan aspeknya, Kedua proses pengukurannya tidak mudah dilakukan. Ketiga, lembaga survei tidak menggangap penting memberikan peringkat bagi sekolah karena tidak bernilai ekonomis. Universitas kelas dunia sering kita dengar berkaitan dengan baiknya kualitas pengajaran dan riset karena didukung oleh para pengajar dan akademisi terbaik, beberapa diantaranya pemenang hadiah nobel. Pengajaran dan riset juga didukung oleh fasilitas, laboratorium riset terbaik, penggunaan ICT yang mendukung proses pembelajaran, termasuk ketatnya menjadi mahasiswa di institusi tersebut.
Dari seorang rekan seorang pendidik, saya diberikan informasi bahwa sebenarnya ada kategori sekolah berkelas world class school. Saya terperangah ketika diberikan informasi di Hawaii terdapat sekolah menengah atas yang berstandar dunia. Sekolah itu bernama Kamehameha school, bahkan terdapat kindergarten yang berstandar dunia. Kindergarten itu adalah sekolah Soong Ching Ling[1] sebuah kindergarten di Taiwan. TK ini didirikan oleh Madame Sun Yat-sen. Pentingkah sebuah sekolah menjadi sekolah berstandar dunia? Penting selama visi dan misi sekolah itu menjadi sekolah yang berstandar dunia. Bagi sekolah Kristen menjadi World Class School adalah sasaran antara bukan tujuan utama. Karena kehadiran sekolah Kristen adalah mandate injili bukan mandat dunia, kehadiran sekolah Kristen berfokus pada Tuhan bukan pada dunia. Kehadirannya memang berbeda dengan dunia (Yoh 15:19). Walaupun ukuran-ukuran dunia dikenakan pada sekolah Kristen sudah seharusnya sekolah Kristen adalah sekolah yang berkualitas terbaik.
Suatu ketika dari seorang rekan dalam lingkungan ACSI (Association of Christian Schools International) Indonesia, saya diberikan artikel tentang world class education dari perspektif Kristen. Tetap saja saya bertanya bagaimana mengukur sekolah Kristen dapat berstatus kelas dunia, hal ini menjadi pertanyaan yang penting. Standar memberikan kualitas pendidikan yang excellent sudah seharusnya menjadi kecirian bagi sekolah Kristen, namun pandangan dunia dan perspektif Kristen adalah dua hal yang berbeda.
Lalu bagaimana visi dan misi sekolah Kristen? keberadaan sekolah Kristen bukan bertujuan menjadi sekolah berkelas dunia, tetapi memenangkan dunia bagi kemuliaan-Nya. Kalaupun sekolah Kristen itu berkelas dunia di mata dunia, itu adalah bonus bagi kemuliaan-Nya. Norman De Jong dalam Education in the Truth[2] menyatakan kualitas pendidikan Kristen evaluasinya dilakukan pada kedekatannya dengan kebenaran Firman Tuhan. Kualitas pendidikan Kristen sudah seharusnya dikukur dengan worldview Kristen bukan dengan worldview sekuler.  Sekolah Kristen sudah seharusnya memiliki  "keunggulan akademik" sebagai salah satu daya tarik dalam penginjilan karena menarik minat murid-murid di luar Kristen untuk datang ke sekolah Kristen. Sekolah Kristen harus dikelola dalam totalitas bersandar pada kebenaran Firman Tuhan.
Dr. Barrett Mosbacker, Head of Briarwood Christian School[3] menggunakan istilah kingdom-class¸ yaitu sekolah yang di antara yang terbaik di dunia karena kualitas akademik dari dampak yang dihasilkan dari program pendidikan Kristen. Sekolah menetapkan standar kualitas pendidikan dan inovasi dan layak ditiru oleh  pendidik non Kristen dan Kristen. Para siswa dari sekolah kingdom-class dilengkapi untuk pengajaran dan pelatihan dalam dunia yang kompetitif. Mereka siap untuk menggunakan pemberian anugerah Tuhan untuk memenuhi kedua mandat Penciptaan (Kej 1:26) dan mandate injili (Mat 28:19-20). Sebuah sekolah dengan kingdom class mengubah kehidupan nya murid untuk memuliakan Allah melalui komitmen pengelolannya yang unggul. Sebuah pendidikan kingdom-class meliputi kualitas yang sesuai dengan program kelas dunia, tetapi memperdalam mereka untuk menyertakan dengan pandangan dunia alkitabiah. Ini mendidik pikiran dan jiwa dan berusaha untuk memuliakan Tuhan, bukan manusia (Kol. 3: 23), sehingga kita menaati perintah Yesus untuk "Mari cahaya Anda bersinar sebelum orang lain "(Matius 5:16).
Sekolah Kristen berstandar “worldclass” dalam artian pengukurannya dilakukan dari perspektif Kristen. Kalaupun dunia mengukur sekolah tersebut memang terbukti kualitasnya memang demikian adanya, hal itu harus dihasilkan melalui pencapaian berdasarkan kebenaran Firman Tuhan. Karena pada dasarnya sekolah Kristen tidak diukur dengan standar dunia, tetapi diukur dari standar kekristenan. Keunggulan worldclass Christian school perlu menggunakan kata excellent dibandingkan dengan elitis, kedua kata ini digunakan untuk membedakan digiring dalam pembedaan arti, excellent dalam pengelolaan sekolah Kristen harus dilakukan sebagai bagian iman Kristen, sedangkan kata elitis dalam kualitas dalam perspektif dunia lebih berkonotasi besar, hebat, mengalahkan yang lain. A.A. Baker dalam bukunya The successful Christian School[4] menyebutkan terdapat empat batu penjuru bagi fondasi yang kuat untuk sekolah Kristen, keempat fondasi itu adalah evangelism and Spiritual Ministry, Philosophy of education, Academic excellence dan Maintain high standard of conduct. Salah satunya adalah Academic excellent sebagai dasar kekuatan dari sekolah Kristen, dan itu dicapai dalam mandat injili.
Kalau dunia mengukur hasil kelulusan semakin pandai, semakin kompetitif, pendidikan Kristen mengukurnya bagaimana seorang murid selamat jiwanya. Tuhan Yesus berkata “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya." (Mark. 8:36). Apa gunanya segala sesuatu, kepandaian, kecerdasan, kekuasaan untuk merengkuh harta dunia untuk ditukarkan dengan maut, kematian yang kekal? Firman Tuhan berkata: "Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya." (1 Yohanes 2:17). Dunia terus lenyap tertelan keinginannya sendiri, tetapi hanya orang-orang yang taatlah yang akan hidup kekal selamanya.


[1] Soong Ching-ling (1893 - 1981) adalah istri kedua dari Sun Yat-sen, pemimpin revolusi 1911 yang mendirikan Republik China. Ia merupakan anggota dari keluarga Soong, yang memainkan peran peran penting dalam politik di China sebelum 1949. Setelah berdirinya Republik Rakyat Cina pada tahun 1949, ia memegang beberapa posisi penting dalam pemerintahan baru, dan banyak melakukan perjalanan ke luar negeri selama awal 1950-an, termasuk mewakili kegiatan internasional. Selama Revolusi Kebudayaan, ia berhasil menyelamatkan diri, dan jarang muncul setelah tahun 1976. Soong Ching-ling meninggal tahun 1981, namun demikian ia tetap diberi gelar khusus Kehormatan Presiden Republik Rakyat Cina.
[2]  (New Jersey:P &R Publishing company, 2003) Hlm, 167
[3] Christian School Comment, Volume 47, Number 4, 2015/2016
[4] Pensacola: A Beka Book, 2001), hlm. 23