Biologi dan iman Kristen
Dr. Khoe Yao Tung, M.SC.Ed, M.Ed.
Biologi dalam worldview
Kristen harus dimulai bahwa semua makhluk hidup yang ada diciptakan oleh Allah
pencipta, khalik langit dan bumi. Pengakuan iman “In the beginning, God created….” merupakan pintu masuk menuju
jendela pengetahuan. Louis Pasteur (1822-1895) adalah ilmuwan kimia dan biologi
yang meletakkan dasar-dasar mikrobiologi yang menemukan bakteri penyebab
penyakit, pasteurisasi dan menemukan vaksin bagi pencegahan penyakit. Pasteur adalah ilmuwan yang mendasari ilmu biologinya
berdasarkan kebenaran firman Tuhan, ia menolak teori kehidupan yang berlangsung
spontan atau abiogenesis. Awalnya masyarakat di zamannya berpikiran bahwa
munculnya bakteri, kodok, tikus berasal dari lumpur basah secara spontan, hal
ini mirip dengan belatung yang bisa muncul dari daging membusuk, lalat bisa
muncul dari kotoran dan mikroorganisme bisa muncul dalam cairan nutrisi direbus.
Pasteur melihat masalah ini melalui jendela iman bahwa Tuhan adalah pencipta
kehidupan.[1] Ia
meyakini bahwa kehidupan lebih dari sekedar reaksi kimia. Melalui imannya
Pasteur yang ahli mikrobiologi dan kimia menunjukkan bahwa kehidupan tidak
mungkin berasal dari benda mati. Adapun kemunculan yang dikirakan “spontan”
adalah hasil kontaminasi bakteri yang ada di dalam udara, atau cairan
sebelumnya.
Carolus Linnaeus (1707-1778) adalah
ilmuwan naturalis Swedia yang mengembangkan sistem taksonomi binomial (binomial nomenclature) dalam bahasa
latin untuk dapat mengklasifikasikan dan mengorganisasikan tumbuhan dan hewan
dalam nama genus dan spesies. Pada tahun 1758 ia memperbarui
edisi buku klasifikasi Systema Naturae
yang kesepuluh dan untuk pertama kalinya ia
mengklasifikasikan manusia sebagai Homo
sapiens. Linnaeus terinspirasi dari sistem klasifikasi yang diyakini dalam imannya
bahwa Tuhan adalah pencipta keberagaman dari makhluk hidup. Imannya dalam Tuhan
sebagai pencipta semua mahkluk hidup meyakinkan dirinya bahwa ada karakteristik
umum dari kemiripan jenis keberagaram mahkluk hidup sehingga memungkinkannya
untuk dapat mengklasifikasikan mereka. Linnaeus yang dinobatkan father of taxonomy menjadi profesor
botani di universitas Uppsala telah menggunakan jendela iman dalam melihat
keberagaman realitas ciptaan Tuhan.
George Washington Carver (1864-1943)
adalah ilmuwan agrikultur orang Amerika keturunan Afrika. Carver menciptakan
banyak inovasi olahan makanan dari kacang-kacangan, produknya beragam membuat
keju, susu, coklat, tinta, plastik, sabun dan seterusnya semuanya berasal dari
kacang. Inovasi Carver meliputi penggunaan penyegaran untuk menyuburkan tanah
dengan crop rotation, menggunakan daun
sayur sebagai pupuk alam, meningkatkan diet dengan tiga M (Meat, Meal, and Molasses) dengan sayur dan buah-buahan. Awalnya terdapat
produksi kacang yang begitu meningkat dan melimpah, sampai pasar tidak dapat
menyerap hasil melimpah dari produksi kacang. Namun Carver terinspirasi dengan
firman Tuhan sehingga memampukannya untuk terus berinovasi, “Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku
memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan
segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu” (Kej
1:29). Carver melihat kacang-kacangan untuk diolah menjadi berbagai macam
makanan sebagai mandat yang diberikan oleh Tuhan, ia melihat sebagai penatalayan
Allah dalam mengelola bumi dan menjadi berkat bagi sesama.
Biologi dari
perspektif Kristen
Biologi adalah ilmu yang mempelajari, mengamati,
mengeksplorasi segala mahkluk hidup yang merupakan karya ciptaan Allah. Sebagai
pendidik Kristen, guru dipanggil untuk membimbing murid untuk menemukan
kebenaran dan kedaulatan Allah melalui mahkluk ciptaan-Nya. Pembelajaran ilmu
biologi tidak sebatas mempelajari tentang makhluk hidup dan alam melainkan
menjadi wahana bagi murid-murid untuk
mengenal hubungan antara Allah, dirinya sendiri, dan alam sekitarnya. Biologi
dapat menjadi bagian dari usaha manusia untuk menjalankan mandat budaya yang
Allah bagi kesejahteraan seluruh makhluk hidup di dunia.
Prinsip iman Kristen dalam proses
pembelajaran biologi adalah mengakui kedaulatan Allah sebagai pencitpta dari
semua realitas dunia ciptaan. Sebagai Pencipta, Allah adalah sumber dari segala
sesuatu yang ada di dalam rencana-Nya (Ibr.1:2-3; 11:3). Guru Kristen perlu
menanamkan iman pada murid-muridnya akan Allah pencipta, Allah penebus,
sehingga mereka dapat memiliki perspektif yang benar terhadap semua karya
ciptaan Allah dan dapat mensyukuri pemeliharaan-Nya. Pembelajaran biologi harus
membawa murid-muridnya tunduk kepada kedaulatan Allah dan memanfaatkan
pengetahuan biologi bagi kemuliaan-Nya.
Pembelajaran biologi harus mengarahkan
murid-murinya untuk memahami panggilan orang untuk memulihkan ciptaan, bukan
merusak atau menyimpangkan tujuan awal ciptaan. Pengembangan biologi harus didasarkan
pada kebenaran firman Tuhan, kita dipanggil untuk menggali, mendalami, dan
mempelajari prinsip-prinsip firman Tuhan berdasarkan konteksnya. Pendidik
Kristen dipanggil untuk mengungkapkan latar belakang pemikiran, memberi
pertimbangan dan evaluasi terhadap penggunaan ilmu biologi, karena pengembangan
keilmuan biologi terus berkembang mempengaruhi kehidupan manusia. (Ef.5:11-13).
Tekanan evolusi
Pada tahun 1859, Charles Darwin
menerbitkan bukunya yang berjudul On the
Origin of Species by Mans of Natural Selection setelah lima tahun perjalanan
penelitian di Amerika Selatan, dan beberapa pulau di lautan Pasifik, dengan HMS
beagle. Darwin terinspirasi karya pengacara dan ahli geologi Charles Lyell yang
menerbitkan buku yang berjudul Principles
of Geology mengenai prinsip-prinsip
uniformity. Prinsip yang dikemukakan Lyel mempengaruhi Darwin, Lyel menganut
ide materialistik yang menyatakan bahwa the present is the only key to the past,
berbeda dengan para pendiri sains modern, para pendidik Kristen berprinsip pada
The past God’s account of the creation is
the key to an understanding of the present.[2]
Pandangan evolusi tidak saja berdampak pada ilmu
biologi namun menyangkut berbagai aspek sosial, ekonomi, politik dan
pendidikan. Gejala-gejala yang sangat menakutkan telah terjadi di sekolah-sekolah
Amerika serikat belakangan ini, dengan maraknya penyerangan senjata otomatis,
kekerasan antar siswa, seks bebas, narkoba, gaya hidup hedonisme, konsumerisme,
dan perilaku mengimitasi tingkah laku hewan. Evolusi sudah menyamakan status manusia
yang tidak lain adalah hewan, hasil
evolusi dari hewan dari tingkatan hewan yang tergolong “sederhana” ke hewan
yang lebih kompleks.
Tekanan evolusi terhadap perkembangan ilmu
biologi, telah membuat eksperimen biologi berlaku sama untuk semua hewan
termasuk manusia. Manusia dipandang sebagai hewan dengan tingkatan evolusi
tertinggi. pandangan evolusi tidak saja berdosa terhadap kedaulatan Allah
tetapi merupakan pemberontakan terhadap Allah pencipta. Teori evolusi bukan
lagi sekedar teori yang melawan doktrin penciptaan akan tetapi berubah menjadi
doktrin evolusi. Tak berlebihan bila disebutkan bahwa evolusi adalah iman
kepercayaan itu sendiri. Percobaan-percobaan Bioteknologi dalam bentuk rekayasa
genetika, rekayasa DNA, RNA, cloning,
transgenetik, eugenics tidak lagi
mengindahkan norma, etika, dan natur mahkluk hidup sebagai mahluk ciptaan Tuhan.
Walaupun ada campur tangan Tuhan dalam setiap kehidupan, namun mereka tidak
lagi melihat anugerah Tuhan dalam proses penciptaan. Mereka tidak lagi
melihatnya dari prinsip dan perspektif Kristen dalam mandat budaya bagi
kehidupan mereka. Salah satu situs yang
menarik dikunjungi adalah explorationfilms.com,
situs ini menyajikan film-film kehidupan alam, keajaiban dunia hewan dari
perspektif Alkitab, sebuah sajian yang meneguhkan iman Kristen.
Penutup
Pengetahuan Biologi harus dimulai dari iman bahwa segala
makhluk dan alam semesta diciptakan oleh Allah yang berdaulat. “Manusia yang telah jatuh ke dalam dosa.
“Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan
Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu”
(Yes. 64:8). Manusia yang oleh anugerah Tuhan dalam karya penebusan Kristus
kita diselamatkan. Herman Bavinks mengatakan bahwa Grace restore nature, anugerah Kristus memulihkan alam ini,
hubungannya integral dan bukan dualistik. Selanjutnya ilmu biologi merupakan
salah satu sarana kita memahami rencana Tuhan dalam kehidupan manusia,
memuliakan Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama.
Saya terkesan dengan “apologetika” dari buku teks
biologi kelas tujuh, terbitan A Beka Books berjudul “Science, order and reality”. Pada buku tersebut terdapat bagian bahasan
yang berjudul A Christians’s Faith, pembelaan
argumentasinya menjelaskan pertanyaan What
I believe and why, What I Believe about creation, Why I do not believe in
evolution. Saya mengutip langsung salah satu bahasan dalam Christian’s
Faith “God plus Nothing equal Everything,
dan Man plus Nothing equal Nothing.”